The Journey

Pertengahan Juni 2006 – gereja – Kesan Pertama

Be dan Di sama-sama pengurus di Komisi Remaja, tapi nggak pernah saling ngobrol, hanya sekedar tahu nama dan wajah. Suatu hari Minggu, Di sedang mengikuti briefing Kamp Anak di mana Di jadi panitianya. Mendadak, Be datang dan duduk di sebelah kiri Di (karena ternyata Be jadi pembimbing kelompok di acara yang sama). Bermodal sifat bawaan yang suka SKSD (sok kenal sok deket), Di menyapa Be duluan.

Di: “Hai, lo Be kan? Dulu di Taruna bareng, lo yang angkatannya satu tahun di bawah gue kan?”
Be: “Iya, tapi tahun lahir gue sama kayak lo. 1987”
Di: “Oh ya? Berarti lo makan tahun ya? Emang lahir bulan apa?”
Be: “Desember. Kalo lo April kan? Tanggal 28?”
Di: “Loh! Kok tau?”
Be: (diam sambil senyum-senyum)

Dan briefing pun dimulai, percakapan kami nggak berlanjut. Tapi muncul tanda tanya dalam hati Di : kenapa cowo yang baru ngobrol sekarang ini bisa tahu tanggal lahirnya? Di akhir briefing, secara kebetulan, salah satu guru sekolah minggu juga ‘mempromosikan’ Be ke Di . Sejak hari itu, eksistensi seorang Be mulai hadir dalam pikiran Di.

Akhir Juni 2006 – Karawaci – Bronis

Setelah pertemuan di briefing itu, dengan pedenya, Di udah merasa kalo Be menaruh ketertarikan. Di kampus, Di punya 2 orang sahabat wanita. Sebagai sesama jomblo sejak lahir (waktu itu), ‘cowo’ selalu jadi topik favorit dalam obrolan dan candaan. Hari itu Di ngoceh dengan pedenya: “Eh, gue punya gebetan baru, tapi brondong. Yah brondong satu taun doang sih.” Dan sejak itu, ketiganya menggunakan kata “Bronis (Brondong Manis)” kalo lagi ngomongin Be. Sesuatu yang disesali Di soalnya ini jadi bahan ejekan kedua sahabatnya, sampai sekarang. Eh tapi lucu juga sih inget-inget masa-masa ini.

Awal Juli 2006 – Wisma Abdi – Kamp Anak

Selama tiga hari dua malam di Wisma Abdi Cipayung, kami (bersama teman-teman yang lain juga) melayani di Kamp Anak. Di sini Di melihat Be yang biasanya pendiam ternyata bisa ‘menggila’ juga kalo main drama. Di sini, Be melihat Di yang biasanya serius ternyata bisa aneh-aneh juga kalo jadi MC. Tapi sekembalinya ke Jakarta, Be dan Di seolah kembali dalam kesibukannya masing-masing, tanpa kontak sama sekali.

Akhir Juli 2006 – rumah masing-masing – Good Night Texts

Di suatu malam, Di dapet SMS ‘lucu’ (inget? tahun-tahun itu, sebelum generasi BB, banyak banget SMS-SMS berisi kata-kata cantik atau lucu, dan bergambar-gambar beruang dan teman-temannya untuk ngucapin Good Night, Good Morning, Happy Birthday, dst.) dari nomor nggak dikenal. Setelah ditanya, ternyata itu Be. Sedikit geer, tapi karena takut kecewa, Di berusaha nggak berprasangka apa-apa. Sedikit menyelidiki, Di kemudian tahu kalo bukan cuma Di yang dikirimin SMS itu. Yah, kecewa beneran deh… (tapi setelah jadi pacar, Be ngaku kalo SMS ke yang lain itu cuma kamuflase, soalnya kan dia baru mau mulai mengenal Di, takutnya jadi langsung ketahuan. Haha)

Akhir September 2006 – Karawaci – While You Were Sleeping

Sejak sekitar usia 16 tahun, Di punya sedikit kepahitan pada salah seorang pria. Selama itu, Di selalu menyangkalnya, selalu meyakinkan diri kalo udah memaafkan. Tanpa benar-benar menyadari ternyata hal ini berpengaruh pada hubungannya dengan cowo-cowo yang mendekatinya selama ini. Di selalu ngerasa pengen punya pacar, tapi juga terlalu takut dan kuatir. Di satu titik akhirnya Di menyadari bahwa ia perlu dipulihkan sebelum bisa bener-bener pacaran. Sekitar pertengahan tahun 2006, dengan cara-Nya yang ajaib, pemulihan itu tiba :D.

Lalu di akhir September, Di pulang larut setelah geladi bersih choir di kampusnya. Sampai rumah kontrakan, kelelahan, nggak langsung tidur, malah nyangkut di sofa depan TV. RCTI lagi memutar salah satu film comedy romance yang udah berkali-kali diputar: While You Were Sleeping. Film yang Di udah tahu ceritanya dan selama ini ditonton ya biasa aja, tipikal film romance lah. Tapi hari itu entah gimana, Di terpesona banget sama karakter cowonya, dan tiba-tiba muncul ide: “pengen punya pacar”. Bahkan Di sampai SMS salah satu sahabat wanitanya malam itu, cuma untuk ngomong hal itu. Kalo dipikirin sekarang, aneh bener waktu itu.

Awal Oktober 2006 – Karawaci – First ‘Real’ Text

Entah kenapa, peristiwa nonton ‘While You Were Sleeping’ itu berasa kaya jadi moment titik tolak Di ‘memutuskan’ serius ingin punya pacar. Lalu, 1-2 minggu setelah peristiwa itu (lupa tepatnya), tiba-tiba masuk SMS ‘beneran’ dari Be. Disebut beneran karena SMS nya bener-bener ngajak ngobrol, bukan SMS lucu-lucu yang disebar ke banyak orang. Waktu itu Di lagi bikin tugas UTS Metodologi Design, jadi harus begadang buat kelarin. Di inget, waktu itu Be ‘temenin’ Di dengan ngobrol di SMS sampe malem (waktu itu Be nggak biasa tidur malem) sambil bantuin kasih ide-ide buat tugas. Trus, pagi-pagi banget, Be SMS lagi, tanyain tugasnya udah kelar atau belum.

Akhir Oktober 2006 – Bukit Kehidupan – Bible Camp Remaja (BCR)

Be dan Di kembali bareng selama tiga hari dua malam, melayani sebagai panitia di Bible Camp Remaja tahun itu. Be jadi pendamping panitia, Di panitia sie doa. Dalam proses persiapannya, ada satu kejadian, Di dapet giliran jaga stand pendaftaran BCR sendirian. Lalu tiba-tiba Be dateng, duduk di sebelah Di, nemenin jaga stand padahal bukan giliran dia. Setelah itu Di lumayan tambah yakin kalo Be emang menaruh perhatian. Ditambah lagi waktu acara kamp dan Di ngobrol sama adiknya Be yang peserta BCR, keliatan banget kalo adiknya ini tahu banyak tentang Di padahal mereka baru kenal. Berarti tahunya dari Be dong? Dan gimana mungkin Be sampe bisa cerita-cerita ke adiknya kalo Di bukan orang yang spesial buat dia? :p *pedejaya*

Oktober – Desember 2006 – Di mana-mana – Texting Texting Texting

Di periode ini, Be dan Di saling mengenal dengan intens melalui SMS (dan sesekali telepon). Waktu itu Be baru aja ganti provider dari IM3 ke XL karena XL waktu itu gratis SMS ke sesama XL (ingat masa-masa itu?). Tapi Di nggak mau ganti XL, soalnya dia sayang sama nomor IM3 nya yang bagus :p. Banyak temen yang ngerayu Di buat pindah ke XL. Tapi Di tetep nggak mau pindah, salah satunya juga karena pengen nguji niatnya si Be. Soalnya masa-masa itu, jadi banyak yang tadinya nggak deket tapi jadi sering SMS-an gara-gara gratisan. Di pengen liat, kalo Be harus korban pulsa, dia tetep getol hubungin Di nggak (soalnya, SMS beda provider waktu itu lumayan mahal loh jatohnya, apalagi kalo seharian SMS-an terus). Pada akhirnya? Be ganti lagi ke nomor lamanya biar provider nya sama dengan Di. :p

Akhir Desember 2006 – Mal Artha Gading – Happy Feet

Suatu hari, dalam suatu obrolan di SMS, Be cerita kalo besoknya dia mau nonton Happy Feet sama sepupu-sepupunya, dan dia ngajak Di. Di rada ketar-ketir, bingung mau ikut ato gak, soalnya waktu itu Di belom yakin sama perasaannya. Kalo ikut, kan secara nggak langsung seperti memberikan angin positif. Di berusaha ngajak seorang teman, biar nggak ‘sendirian’ tapi si teman nggak bisa. Akhirnya, menjelang siang, Di memutuskan untuk pergi. Nggak nyangka, Di dijemput oleh satu mobil kijang berisi penuh 7 orang sepupu Be. Astaga. Baru kali ini, ada cowo pedekate, pertama kali ngajak jalan, ngajaknya sekompi sama keluarganya dan bukan berdua. Tapi hari itu Di bahagia dan kata Mama Di, wajah Di bercahaya. :p

Januari – Maret 2007 – di mana-mana – Hot and Cold

Macam lagu Katy Perry, hubungan Be dan Di di masa-masa ini panas dingin. Kadang hangat, penuh hal-hal manis, kadang dingin tanpa kabar. Sepertinya Be jago main layangan, soalnya tarik ulur terus :p. Di sini juga masa-masa Di lebih sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan. Tiap kali Be menjauh tanpa kabar, Di bingung tapi tetep doa. Berkali-kali Di bertekad dalam hati: “Nggak mau mikirin Be! Gile ni cowo maunya apa sih? Mulai hari ini Be harus pergi dari pikiran Di!”. Tapi biasanya tepat di hari itu juga Be kembali menghubungi (entah gimana ya bisa gitu. That’s why Di sering mikir Tuhan yang secara supranatural kasih tau Be kapan waktu yang tepat buat hubungin Di). Beda dengan pria-pria sebelumnya yang mendekati Di, di mana selalu ada tanda yang bikin Di yakin untuk nggak ngelanjutin, bersama Be, sepertinya setiap kali ada hambatan, selalu ketemu jalan keluarnya.

Akhir Maret 2007 – Rumah Di – Apel Perdana :p

Diawali salah satu momen di mana Di kesel karena Be lama nggak ada kabar, dan lalu Di bertekad nggak mau mikirin Be lagi. Tapi di hari yang sama, Be SMS, bilang mau dateng hari Sabtunya buat minjem buku. Di tanya mau minjem buku apa, Be bilang buku apa aja (ketahuan bener yeeeee cari-cari alasannya). Di deg-deg-an setengah hidup. Baru kali ini ada pria yang nekad mau main ke rumah dan bukannya ngajak jalan ke luar. Di kuatir nanti mereka garing, nggak tau mau ngomong apa. Di kuatir nggak tau harus ngapain. Di kuatir dengan reaksi orang-orang rumah. Pada akhirnya, Be serius bilang mau dateng, sampe pake konfirmasi berkali-kali. Sabtunya, Be datang. Di udah nyiapin setumpuk buku yang kira-kira Be bakal suka. Hampir 5 jam dihabiskan dengan ngobrol, main sama keponakan Di, dan ketika akhirnya Be pulang karena harus ke gereja, dia nggak bawa buku apa-apa untuk dipinjam dari rumah Di…. :p

28 April 2007 – Rumah Di – DOR

Hari itu, Di berulangtahun ke-20. Seminggu sebelumnya, Be udah bilang mau dateng. Ada sedikit feeling kalo hari itu Be akan nembak, tapi Di mikir, karena hari itu jatuh di tengah-tengah jadwal UTS Be, rasanya nggak mungkin dia nembak. Terlalu berisiko. Kalo misalnya Di kasih jawaban yang nggak sesuai harapan, bisa-bisa berantakan tuh UTS. Ya, nggak?

Be bilang mau datang jam 12 siang, setelah dia selesai UTS. Paginya, Di ke rumah temen SMA-nya, udah janjian. Di sana, Di ngobrol-ngobrol di kamar sementara handphone-nya ditinggal di ruang tamu. Baru jam 11, perasaan Di tiba-tiba nggak enak. Di keluar untuk ngecek HP, dan bener aja, udah ada 2 misscalled dari rumah. Setelah ditelepon balik, ternyata Be udah nunggu di rumah! Di buru-buru pulang.

Sampe rumah, Be ngambil tas-nya, dan ngeluarin kue ulangtahun dari situ. Be dan Di merayakan ulangtahun berdua. Tiup lilin, potong kue, saling memberi kue (Video adegan ini masih disimpan di HP Be). Lalu Be dan Di ngobrol-ngobrol seperti biasa, sampai pada satu titik, Di nyadar, Be nggak konsen dengerin cerita Di. Be lebih banyak diem, menghela napas, menanggapi asal-asalan dan seperlunya, lalu diam lagi. Gesture-nya pun nggak tenang. Di sempet ngambilin segelas air putih, tapi nggak disentuh. Di sampe bingung ada apa dengan Be.

Dua jam kemudian, kata-kata itu terucap juga. Dan setelah ngomong itu, Be langsung minum dengan lega. Haha kasian juga. Dan hari itu kita resmi sepakat untuk pacaran, saling mengenal, dan masuk dalam proses penjajakan sebelum pernikahan.

Agustus 2011 – Rumah Di – The ‘Proposal’

Di suatu sore, Be mendadak bilang udah booking  pendeta dan gereja untuk pemberkatan pernikahan kami, tepat di hari ulangtahun saya ke-25, sekaligus anniversary pacaran kami yang ke-5. Di serasa meluncur ke langit ketujuh. Hehe. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

11 September 2011 – Rumah Di, Angke Restaurant – Lamaran Day

Hari ini, adalah acara lamaran resmi keluarga kami. Keluarga Be datang ke rumah Di, lalu Mama Be ngalungin Di, lalu kedua keluarga makan siang bareng. Simpel kan? Hehe. Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini, dan foto-fotonya bisa dilihat di sini.

To Be Continued…


20 thoughts on “The Journey

  1. Pingback: The Journey « Cerita Bendi

  2. Pingback: Our Very First | Cerita Bendi

  3. Din!! bacaan persis novel!! uda lama kaga baca novel indo, so this is very well written and entertaining. Thanks for sharing! Can’t wait to see you both sometime. Hehehhehe gw booking appointment neh, kalo gw pulang ke jakarta musti ketemu lu. 😀

  4. Hello bello yellow Dina – Benny 🙂
    Salam kenal ya, me luuuuv your writing. Daku nyangkut ke blog kalian dari blog bride-to-be Melissa. Turns out asik-asik banget tulisan kamu, Din. To be continuednya di lanjutkan ya!! Senapsaran sama kisah selanjutnya 😀

    xxoo
    fabz

  5. Pingback: Dan Inilah Videonya… « Cerita Bendi

  6. Pingback: Page not found | Cerita Bendi

  7. Pingback: 24 Hal Manis | Cerita Bendi

  8. Pingback: Liebster Award | Cerita Bendi

  9. Hi! Nemu blog kamu waktu googling vendor wedding.. I really love your stories! So sweet 🙂 wish lots of happiness and love for your little family, God bless! 🙂 -vita

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.